Jakarta – PT Paragon Technology & Innovation bersama Bank Sampah Gunung Emas mengupayakan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola bank desa melalui Akademi Bank Sampah 2025.
Ketua Program Akademi Bank Sampah sekaligus inisiator Bank Sampah Gunung Emas Vera Nofita, seperti dikutip dari keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan bahwa pengelola bank sampah sering menghadapi tantangan teknis karena keterbatasan kapasitas sehingga inisiatif pelatihan lewat akademi tersebut sangat dibutuhkan.
“Tujuannya sih lebih kepada tertib administrasi dan manajemen keuangan, penguatan tim sebenarnya,” ujar dia pttogel.
Dia menyampaikan pula bahwa dalam Akademi Bank Sampah 2025 yang berlangsung selama enam bulan itu, peserta mengikuti sejumlah pembekalan serta menyelesaikan tugas-tugas yang ditentukan.
“Kami ada penyetoran tugas, ada beberapa tahapan, nanti jadwalnya jam sekian, hari sekian harus disetorkan. Kalau tidak, ya gugur,” ucapnya.
Pada Kamis (17/4), Grand Final Akademi Bank Sampah 2025 digelar dan diikuti oleh delapan finalis dari total 28 peserta.
Ke depannya, Vera berharap program Akademi Bank Sampah 2025 bisa diadopsi juga oleh pemerintah. Hal itu, ujar dia melanjutkan, bernilai penting untuk dilakukan karena penguatan bank sampah tidak cukup hanya dengan menyediakan peralatan.
Sementara itu, Dwi Eliani mewakili tim CSR PT Paragon Technology & Innovation mengatakan program tersebut merupakan bentuk komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pengurus bank sampah.
Dia mengatakan pula bahwa Paragon memandang bank sampah bukan hanya sebagai mitra pengelola limbah, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem bisnis sosial yang bisa tumbuh bersama.
“Kami berharap bank sampah ini menjadi bagiannya Paragon dengan cara bekerja sama, mereka juga akan mendapatkan sampah-sampah Paragon dan produk-produk Paragon dapat terjual kembali,” kata dia.
Diketahui, Grand Final Akademi Bank Sampah 2025 diikuti delapan finalis Bank Sampah Akademi. Mereka adalah Bank Sampah Akademi Kompos (Akkom), Bank Sampah Berlian, Bank Sampah Sinar Cemerlang, Bank Sampah Murai Medan, Bank Sampah Alamku, Bank Sampah Benyamin, Bank Sampah Dahlia Indah, dan Bank Sampah Cling.
Dalam grand final tersebut, Bank Sampah Akademi Kompos meraih juara pertama, disusul oleh Bank Sampah Berlian di posisi kedua. Ketua AKKOM Andito Dwi Pratomo mengapresiasi terhadap dukungan nyata dari pihak swasta, seperti Paragon.
“Kesan dan pesan saya untuk acara ini sangat luar biasa, sekelas Paragon mau memperhatikan bank sampah, terutama di Jakarta, langka sekali,” ujarnya. Andito mengatakan pula, pelatihan intensif yang mereka jalani membawa perubahan signifikan terhadap sistem kerja dan pendapatan bank sampah yang dikelolanya.