22 September 2023 spenzala mengadakan sosialisasi bullying. agenda tersebut didatangkan Kapolsek dari Welahan.
Apa yang dinamakan bullying?
Bullying adalah perilaku agresif dan negatif seseorang atau sekelompok orang secara berulang kali dengan menyalahgunakan ketidak seimbangan kekuatan untuk menyakiti korban secara mental, fisik maupun seksual
Manifestasi bullying ada tiga:
* Bentuk fisik: memukul, menampar, memalak, mendorong, mencubit, mencakar, dll
*bentuk verbal: mamaki, memfitnah, mengejek, mengancam.
*bersifat psikologis: mengintimidasi, mengucilkan, mengabaikan, dan mendiskriminaMengapa bullying bisa terjadi?
Adanya kesempatan untuk terjadinya bullying.
Adanya anak Epictoto yang merasa dominan atau memiliki harga diri atau konsep dari yang rendah di sekolah dan memiliki karakter agresif, bisa disebabkan karena pengalaman atau pola asuh keluarga yang kurang sesuai.
minimnya pengawasan dan rendahnya kepedulian sekolah terhadap perilaku siswa-siswinya.
*Investasi bullying bagi individu*
*Membutuhkan kerjasama antara manajemen ,sekolah , guru siswa, orang tua dan karyawan penunjang sekolah untuk mengembangkan strategi, kebijakan dan program yang efektif untuk merangsang kesuksesan dan rasa aman bagi semua siswa.
*Dalam UU nomor 23 tahun 2002 pasal 54:
“Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya”.
*konsekuensi bullying*
*anak bunda yang menjadi korban memiliki kecenderungan lebih besar untuk bunuh diri, depresi, trauma dan menyalahgunakan obat.
*anak baik yang menjadi pelaku atau korban cenderung mengembangkan sikap bermusuhan dibandingkan dengan anak lain yang cenderung menunjukkan gejala diabetes dan serangan di masa depannya.
*anak yang dimasak kecilnya menjadi pelaku dan menunjukkan perilaku buruk di sekolah seperti merokok dan menggunakan obat-obatan di masa depannya.
*Dampak bullying*
*bagi pelaku: tidak bisa konsentrasi belajar karena pikirannya lebih banyak untuk mengincar dan merencanakan tindakan berikutnya.
*Bagi korban: menurunkan intensitas pergi ke sekolah karena merasa cemas dan takut akan menjadi bersalah karena tidak dapat melakukan apa-apa.
Jadi kita sebaiknya harus mencegah terjadinya bullying dispenzales agar sekolah kita tetap nyaman dan tidak ada siswa yang dibully.