Usia Zima sebenarnya belum genap 10 tahun. Namun perkembangan tubuhnya cukup subur, badannya tinggi dan besar. Semua orang yang menemuinya pasti akan bilang “Wah badannya gede, kakaknya kalah ya Mbak”,
Bungsuku memang doyan makan, orang Jawa bilang ndemenakno lek mangan artinya, kalau makan menyenangkan, selalu lahap dan tidak pilih-pilih, yang penting tidak pedes.
Walaupun masih kelas 4 SD, namun sudah seperti kelas 6. Berat badan si bungsu mencapai 44 kg, Beruntung dia juga tinggi, sehingga tetap ideal untuk berat tubuhnya. Dua kakak perempuannya sering meledek karena bagian tubuhnya sudah ada yang berubah.
Melihat pertumbuhannya yang semakin gede, saya mulai memberikan edukasi tentang masa baligh dan apa yang harus ia lakukan, dan apa aja yang harus dihindari.
Saya menjadi tertantang untuk memberikan tanggung jawab pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci baju sebagai latihan mandiri.
Berikut yang bisa dilakukan Ibu untuk anak perempuannya yang memasuki usia baligh
Pertama, Epictoto memberikan pengertian tentang usia baligh
Masa baligh adalah suatu fase pertumbuhan anak, yang dikenal dengan masa pubertas. Dalam Islam dikenal dengan istilah masa baligh. Masa pubertas untuk laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu, mimpi basah, tumbuh jakun, dan suara semakin berat. Pada perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tertentu, menstruasi, suara semakin nyaring dan tumbuhnya payudara.
Baik laki-laki maupun perempuan Usia baligh tidak sama, karena tidak berdasarkan umur. Untuk perempuan salah satunya ditandai dengan datangnya menstruasi. Pada masa mendekati baligh sebagai orang tua terutama ibu harus memberikan edukasi tentang apa yang seharusnya dilakukan saat pertama kali datangnya menstruasi.
Bagaiman cara memakai pembalut dan membersihkannya, cara mandi dan bersucinya. Semua wajib diketahui oleh Ananda. Untuk pertama kali biasanya akan merasa galau, kebingungan, bahkan tidak sedikit yang mengalami datang bulan menangis, karena takut, bingung dan jijik melihat darah.
Untuk itu penting bagi seorang Ibu memberi edukasi sedetail mungkin agar Ananda secara mental siap sewaktu-waktu mendapati datang bulan atau menstruasi pertama kalinya.
Kedua, menyampaikan anjuran dan larangan saat datangnya menstruasi
Saat Ananda sudah mendapati menstruasi berarti sudah memasuki usia baligh. Kita harus memberitahukan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jika seorang muslim, maka tidak boleh melakukan salat atau mengaji. Jika salat sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari maka saat menstruasi tidak boleh mengerjakannya, biasanya ada perasaan penyesalan, dan merasa tersisihkan.
Namun dengan berjalannya waktu karena sudah mengalami beberapa kali, akan menjadi hal yang biasa. Untuk itu bisa dialihkan dengan kegiatan yang bermanfaat lainnya, bisa membaca buku atau menuliskan cerita.
Selain itu saat datang bulan, perempuan boleh berdzikir dengan memperbanyak membaca sholawat pada nabi, ataupun mendengarkan lantunan bacaan alqur’an atau tasmi’ melalui HP atau android yang dimilikinya.
Bagi anak yang pertama kali mengalami datang bulan maka ibu atau kakak perempuan diharapkan dapat mendampinginya karena pasti akan terjadi perubahan mental dan psychis yang tidak berimbang, mudah marah, gampang tersinggung juga rasa kekhawatiran yang berlebih.
Di situlah peran kita sebagai ibu untuk memberikan penjelasan agar Ananda tetap bersemangat dalam menjalankan aktivitasnya dan bukan menjadi beban.
Ketiga, menjaga penampilan
Menjelaskan mengapa terjadi menstruasi kepada anak adalah hal yang harus dilakukan, namun yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana anak menangani keadaannya saat menstruasi terjadi.
Kita harus mengajarinya bagaimana menggunakan dan mengganti pembalut, mencuci celana dalam, dan juga cara mengatasi jika darah menstruasi tembus ke rok yang ia pakai.
Seorang ibu harus menjelaskan dan tidak ada yang harus ditutupi, sehingga anak menjadi nyaman dan tidak ada kekhawatiran lagi saat datangnya menstruasi. Komunikasi dan saling terbuka antara Ananda dan ibu harus dibangun.
Saat ini sayapun mengajari Ananda menggunakan pakaian dalam wanita atau miniset, walaupun untuk pertama kali dia merasa risih, namun lambat laun dia akan terbiasa untuk menggunakannya karena sebentar lagi dia pasti akan memakai bra.
Saat masa baligh tiba, Ananda juga harus menjaga penampilan, berperilaku yang sopan dan menutup aurat. Pesan moral yang perlu dicamkan adalah menjahui hal-hal yang dilarang agama, termasuk menjaga kehormatan seorang wanita.
Keempat, melatih tanggung jawab
Walaupun usinya masih sangat muda, namun jika masuk usia baligh sebaiknya segera memberikan kepercayaan dan tanggung jawab. Misalnya ajari mencuci piringnya sendiri, menyiapkan peralatan sekolah, mencuci baju hingga berdandan sendiri.
Di akhir kelas 3, saya telah memberi tugas dengan mencuci baju, sedang kakaknya menyeterika. Pertama-tama saya ajarkan bagaimana cara mengoperasikan mesin cuci. Bagaimana cara membilas dan mengeringkan. Saat ini sudah kelas 4, sehingga mencuci baju sudah menjadi tanggungjawabnya
Saat dia berhasil memutar mesin pengering dia sangat senang bahkan berjingktrak kegirangan, dengan bangga melakukannya.
Messin cuci di rumah memang sudah cukup lama umurnya kurang lebih 16 tahun sehingga sering rewel saat dibuat pengering, sering ngadat, tidak bisa muter, Ananda akan ngomel-ngomel, namun saat berhasil memutar dia merasa senang. Dia mengerjakan tugasnya dengan senang hati tanpa merasa terbebani.
Wasana kata
Usia baligh memang tidak bisa diukur dengan bentuk tubuh dan tingkatan umur. Namun begitu sebaiknya sedini mungkin kita segera mengedukasi Ananda untuk mengetahui apa tanda-tanda pubertas yang akan dialaminya.
Dalam Islam anak yang sudah memasuki usia baligh atau sudah mengalami tanda-tanda pupertas dia sudah menjadi mukallaf yaitu orang yang sudah berkewajiban menjalankan syariat Islam seperti salat dan puasa Ramadhan.
Sebagai orang tua penting bagi kita untuk mendampingi dan menyiapkan mereka memasuki gerbang menuju usia dewasa.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.