Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seseorang menggunakan kulit jeruk sebagai lalapan. Video ini diunggah oleh akun Instagram @sukoharjokita pada Minggu, 15 September 2024.
Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang wanita yang dengan teliti memisahkan kulit jeruk dari buahnya. Setelah itu, kulit jeruk yang biasanya dibuang malah dijadikan lalapan untuk menemani makan nasi dan ayam goreng.
Aksi unik ini sontak memicu berbagai reaksi dari netizen. Beberapa merasa penasaran, sementara yang lain mempertanyakan apakah kulit jeruk benar-benar layak dikonsumsi sebagai lalapan dan apakah ada manfaat kesehatannya.
Fenomena ini membuka diskusi tentang kebiasaan makan yang tidak biasa, sekaligus mempertanyakan dampak kulit jeruk terhadap kesehatan jika dikonsumsi secara langsung.
Unggahan video yang menampilkan seseorang menjadikan kulit jeruk sebagai lalapan tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memicu berbagai komentar dari warganet. Keterangan video yang berbunyi,
“Urip lagi kesel kesele, malah podo gumo ndelok wong madang lalap kulit jeruk” (Hidup lagi capek-capeknya, malah pada heran melihat orang makan lalap kulit jeruk), menggambarkan reaksi kaget dan heran dari banyak netizen.
Namun, tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa mereka juga pernah atau bahkan sering makan kulit jeruk. Salah satu warganet berbagi pengalaman, “Enak… Serius, cuman gak sampe jadi favorit sihh… Apalagi kalau kulit jeruknya dah diulek bareng sambel, beuhhh.”
Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan kulit jeruk sebagai lalapan bukanlah hal baru bagi sebagian orang, terutama ketika dicampur dengan sambal.
“Manisan Kering Kulit Jeruk kan Banyak. Kita saja nggak sadar yg. Kita Makan. Sukade juga Banyak yg. Dari kulit Jeruk. Lebih Sehat yg. Fresh…. Tapi aku belum terbiasa.” ungkap netizen.
Warganet lain mengingatkan bahwa kulit jeruk sebenarnya sudah banyak digunakan dalam bentuk manisan kering dan produk lainnya, seperti sukade.
Menurut mereka, mengonsumsi kulit jeruk segar bahkan lebih sehat. Namun, beberapa mengakui bahwa mereka belum terbiasa dengan konsep makan kulit jeruk segar sebagai lalapan.
” kok pada kaget heran laa kulit jeruk itu dr dulu d sambel terasi itu enak… Apalagi jeruk Sunkist jeruk yg berkulit tebal…. Yg bikin konten kl kulineran kurang jauh…. Kulit jeruk buat ganti jeruk sambal atau jeruk nipis pada sambal terasi ” kata warganet lain.
Komentar lain menyoroti bahwa dalam beberapa masakan tradisional, kulit jeruk memang sudah lama digunakan, terutama dalam sambal terasi. Jeruk dengan kulit tebal seperti jeruk Sunkist disebut-sebut menjadi favorit untuk hidangan semacam itu.
Banyak yang menekankan bahwa makan kulit jeruk sudah dikenal dalam kuliner tertentu, namun video tersebut mungkin mengejutkan karena tidak semua orang familiar dengan kebiasaan tersebut.
Warganet lainnya menegaskan bahwa kulit jeruk memiliki manfaat kesehatan, meskipun bagi sebagian orang, kebiasaan ini mungkin terasa asing atau unik.
Penjelasan Ahli Gizi
Ahli gizi dari IPB University, Anna Vipta Resti Mauludyani, menyatakan bahwa kulit jeruk memang dapat dikonsumsi sebagai lalapan dan memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.
Dalam penjelasannya, Anna mengungkapkan bahwa kulit jeruk kaya akan vitamin C, yang dikenal sebagai antioksidan kuat. Vitamin C berperan penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh, yang sangat vital untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Menurut Anna, konsumsi kulit jeruk dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit.
Dengan melawan radikal bebas, vitamin C membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mencegah berbagai penyakit.
Pernyataan Anna ini memberikan validasi ilmiah terhadap fenomena makan kulit jeruk yang viral di media sosial, serta mendorong masyarakat untuk lebih terbuka terhadap pemanfaatan bagian buah yang biasanya dibuang.
Ahli gizi dari IPB University, Anna Vipta Resti Mauludyani, menyatakan bahwa kulit jeruk memang dapat dikonsumsi sebagai lalapan dan memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.
Dalam penjelasannya, Anna mengungkapkan bahwa kulit jeruk kaya akan vitamin C, yang dikenal sebagai antioksidan kuat. Vitamin C berperan penting dalam mendukung sistem kekebalan tubuh, yang sangat vital untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Menurut Anna, konsumsi kulit jeruk dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit.
Dengan melawan radikal bebas, vitamin C membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mencegah berbagai penyakit.
Pernyataan Anna ini memberikan validasi ilmiah terhadap fenomena makan kulit jeruk yang viral di media sosial, serta mendorong masyarakat untuk lebih terbuka terhadap pemanfaatan bagian buah yang biasanya dibuang.
1. Penuaan Dini
Kerusakan pada sel dan jaringan akibat radikal bebas dapat mempercepat proses penuaan. Ini dapat terlihat dari tanda-tanda penuaan seperti keriput, kulit kendur, dan penurunan fungsi organ.
2. Penyakit Jantung
Radikal bebas dapat merusak dinding arteri dan memicu peradangan, yang berkontribusi pada pembentukan plak. Ini meningkatkan risiko aterosklerosis (pengerasan arteri), yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
3. Penyakit Neurodegeneratif
Kerusakan oksidatif juga dikaitkan dengan berbagai penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson. Radikal bebas dapat merusak neuron dan mengganggu fungsi otak, menyebabkan penurunan kognitif dan gangguan neurologis.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran, termasuk kulit jeruk, untuk membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit terkait.
Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan menghindari stres, juga berkontribusi pada perlindungan tubuh dari kerusakan oksidatif.
Anna Vipta Resti Mauludyani juga menjelaskan bahwa kulit jeruk mengandung serat yang tinggi, yang sangat penting untuk mendukung proses pencernaan.
Serat berperan dalam memperlancar pergerakan usus, membantu mencegah sembelit, dan meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, kita dapat menjaga sistem pencernaan tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
Selain serat, kulit jeruk juga kaya akan kalium, mineral yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Kalium membantu mengatur tekanan darah, sehingga dapat mencegah hipertensi dan mengurangi risiko penyakit jantung. Dengan menjaga keseimbangan elektrolit, kalium juga berkontribusi pada fungsi otot dan saraf yang optimal.
Mengenai rasa, Anna menyatakan bahwa kulit jeruk memiliki rasa yang mirip dengan daging buah jeruk, tetapi dominan dengan rasa pahit. Rasa pahit ini mungkin menjadi faktor yang membuat sebagian orang enggan untuk mengonsumsinya, tetapi di sisi lain, rasa pahit sering kali dianggap sebagai tanda kandungan nutrisi yang lebih tinggi dalam makanan.
Dalam kuliner, kulit jeruk dapat digunakan untuk memberikan nuansa rasa yang unik dan dapat dipadukan dengan berbagai bahan lainnya, terutama dalam sambal atau hidangan lainnya.
Dengan memahami manfaat kesehatan dan rasa yang ditawarkan oleh kulit jeruk, masyarakat dapat lebih tertarik untuk menjadikannya sebagai bagian dari pola makan sehat mereka.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo, menambahkan bahwa kulit jeruk mengandung senyawa antioksidan, termasuk flavonoid dan polifenol.
Senyawa-senyawa ini memiliki peran penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Flavonoid dan polifenol dikenal memiliki efek anti-inflamasi dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker.
Toto juga menyebutkan bahwa kulit jeruk mengandung vitamin D, yang sangat penting untuk kesehatan gigi dan tulang. Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium dan fosfor, dua mineral yang diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat.
Selain itu, vitamin D juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi pada fungsi otot yang sehat.
Lebih lanjut, Situs Angkaraja Toto menjelaskan bahwa kulit jeruk memiliki kemampuan untuk membantu menghilangkan racun dari dalam tubuh dan memperbaiki jaringan yang rusak. Ini menunjukkan bahwa kulit jeruk bukan hanya bermanfaat dari segi nutrisi, tetapi juga dalam proses detoksifikasi tubuh.
Toto menegaskan bahwa mengonsumsi kulit jeruk tidak masalah dan justru dapat memberikan manfaat kesehatan yang baik. Dengan demikian, kulit jeruk bisa menjadi tambahan yang bergizi dalam diet sehari-hari, memperluas pilihan makanan sehat dan meningkatkan variasi konsumsi bahan makanan.
Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih menghargai bagian buah yang sering dibuang dan memanfaatkannya secara optimal.
Meskipun kulit jeruk menawarkan berbagai manfaat kesehatan, tidak semua orang mungkin menikmati rasanya, yang cenderung sengir atau pahit.
1. Campuran Saat Menanak Nasi
Kulit jeruk dapat ditambahkan saat memasak nasi untuk memberikan aroma dan rasa yang unik. Ini bisa meningkatkan cita rasa nasi dan menambah nutrisi tanpa mengubah tekstur.
2. Manisan
Kulit jeruk dapat diolah menjadi manisan kering. Proses pengolahan ini sering melibatkan perebusan dan pemanis, sehingga mengurangi rasa pahitnya dan membuatnya lebih menarik untuk dikonsumsi sebagai camilan.
3. Selai
Kulit jeruk juga bisa digunakan untuk membuat selai. Kombinasi antara rasa pahit kulit jeruk dengan bahan manis seperti gula dapat menciptakan selai yang lezat dan kaya rasa.
Dengan demikian, Toto mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengolah kulit jeruk, sehingga bisa dinikmati dengan cara yang lebih enak dan menarik.
Ini tidak hanya membantu mengurangi limbah makanan dengan memanfaatkan bagian buah yang biasanya dibuang, tetapi juga memberikan variasi dalam konsumsi makanan sehat. Hal ini dapat membantu masyarakat lebih menerima dan menghargai manfaat yang ditawarkan oleh kulit jeruk.
Efek Samping Konsumsi Kulit Jeruk
Anna Vipta Resti Mauludyani Angkaraja menjelaskan bahwa meskipun kulit jeruk memiliki banyak manfaat kesehatan, ia juga dapat menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Salah satu masalah utama adalah bahwa kulit jeruk umumnya sulit dicerna oleh sistem pencernaan manusia.
Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak kulit jeruk, ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, seperti:
1. Kembung
Kembung adalah kondisi di mana perut terasa penuh dan tertekan, sering disertai dengan gas. Hal ini dapat terjadi karena kulit jeruk mengandung serat yang tinggi, yang jika tidak dicerna dengan baik dapat menghasilkan gas dalam saluran pencernaan.
2. Sembelit atau Diare
Selain kembung, konsumsi serat dalam jumlah yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan sembelit atau bahkan diare, tergantung pada bagaimana sistem pencernaan merespons asupan serat tersebut.
3. Ketidaknyamanan Perut
Mengonsumsi kulit jeruk dalam jumlah yang berlebihan juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan, seperti rasa nyeri atau sakit perut.
Oleh karena itu, Anna menyarankan agar orang-orang yang ingin mencoba mengonsumsi kulit jeruk sebaiknya melakukannya dengan bijak dan dalam jumlah yang wajar.
Ini akan membantu memaksimalkan manfaat kesehatan kulit jeruk tanpa mengalami efek samping yang tidak diinginkan. Selain itu, penting juga untuk mendengarkan respons tubuh masing-masing dan berkonsultasi dengan ahli gizi jika ada keraguan atau masalah kesehatan yang muncul akibat konsumsi kulit jeruk.
Toto Sudargo menekankan pentingnya kebersihan saat mengonsumsi kulit jeruk. Ia menyarankan agar kulit jeruk dicuci bersih atau dalam kondisi higienis sebelum dikonsumsi.
Hal ini sangat penting karena kulit jeruk, seperti buah dan sayuran lainnya, dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.
Beberapa mikroorganisme yang sering menjadi perhatian termasuk:
1. Salmonella
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dan dapat ditemukan pada kulit buah yang tidak dicuci bersih. Infeksi Salmonella dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, dan kram perut.
2. Bacillus
Bakteri ini bisa menghasilkan spora yang tahan terhadap panas dan dapat menyebabkan keracunan makanan jika mengontaminasi makanan. Bacillus cereus, misalnya, sering dikaitkan dengan makanan yang tidak ditangani dengan baik.
3. E. coli
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk infeksi usus berat. Beberapa strain E. coli, seperti E. coli O157:H7, dapat menyebabkan penyakit serius dengan gejala seperti diare berdarah dan nyeri perut yang parah.
Jika seseorang terkontaminasi oleh bakteri-bakteri ini, mereka dapat menderita penyakit serius seperti disentri atau tifus.
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berat dengan darah atau lendir, sementara tifus adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang dapat mengancam nyawa jika tidak diobati.
Oleh karena itu, Toto menekankan pentingnya mencuci kulit jeruk secara menyeluruh sebelum mengonsumsinya untuk mengurangi risiko terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk infeksi usus berat. Beberapa strain E. coli, seperti E. coli O157:H7, dapat menyebabkan penyakit serius dengan gejala seperti diare berdarah dan nyeri perut yang parah.
Jika seseorang terkontaminasi oleh bakteri-bakteri ini, mereka dapat menderita penyakit serius seperti disentri atau tifus.
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berat dengan darah atau lendir, sementara tifus adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang dapat mengancam nyawa jika tidak diobati.
Oleh karena itu, Toto menekankan pentingnya mencuci kulit jeruk secara menyeluruh sebelum mengonsumsinya untuk mengurangi risiko terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
Jenis bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk infeksi usus berat. Beberapa strain E. coli, seperti E. coli O157:H7, dapat menyebabkan penyakit serius dengan gejala seperti diare berdarah dan nyeri perut yang parah.
Jika seseorang terkontaminasi oleh bakteri-bakteri ini, mereka dapat menderita penyakit serius seperti disentri atau tifus.
Disentri adalah infeksi usus yang menyebabkan diare berat dengan darah atau lendir, sementara tifus adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang dapat mengancam nyawa jika tidak diobati.
Oleh karena itu, Toto menekankan pentingnya mencuci kulit jeruk secara menyeluruh sebelum mengonsumsinya untuk mengurangi risiko terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
Jika kulit jeruk yang terkontaminasi pestisida tidak dicuci dengan baik sebelum dikonsumsi, ada kemungkinan residu pestisida tersebut masuk ke dalam tubuh.
Paparan pestisida dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan, yang dapat mengganggu berbagai sistem tubuh, termasuk sistem saraf, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan.
3. Gejala Keracunan
Keracunan akibat pestisida dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti mual, muntah, diare, pusing, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk mencuci kulit jeruk secara menyeluruh dengan air mengalir dan, jika perlu, menggunakan sikat untuk menghilangkan residu pestisida yang mungkin menempel.
Selain itu, memilih jeruk organik atau dari sumber yang terpercaya dapat mengurangi risiko paparan pestisida. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, konsumen dapat menikmati manfaat kulit jeruk tanpa khawatir akan efek negatif dari kontaminasi.